Senin, 28 Januari 2019

Sisi Lain Dari Objek Wisata Telaga Reumis


Sisi Lain Dari Objek Wisata Telaga Reumis
        
  Telaga Reumis yang saat ini sudah dikelola dengan cukup baik dan sudah banyak masyarakat yang mengetahui tentang objek wisata yang terdapat di daerah Kuningan ini semakin membaik progres pengunjung yang berwisata di objek wisata yang satu ini. Tapi siapa sangka, bahwa dahulunya objek wisata nan asri ini dahulunya adalah tempat bermusyawarahnya Prabu Siliwangi III, dari Kerajaan Pajajaran yang bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Prabu Jaya Dewata.
          Tempat ini juga kerap kali dijadikan tempat bertemunya para sesepuh dalam proses penyebaran agama islam. Di era Kesultanan Mataram Islam berkuasa di Jawa Tengah, tempat ini juga menjadi ajang bertemunya para tokoh dari Kesultanan Mataram dengan para pemimpin dari Kesultanan Jawa Barat, seperti : Kesultanan Cirebon, Kerajaan Sumedang Larang dan Kesultanan Banten.
          Jadi, pengunjung tidak perlu heran apabila objek wisata Telaga Reumis ini tidak hanya terkenal akan pesona alamnya saja, namun juga sakral dengan hadirnya para sesepuh yang di makamkan di tempat tersebut. Selain itu, pemandu wisata yang ada di objek wisata Telaga Reumis juga termasuk kedalam golongan bahkan keturunan langsung dari sesepuh objek wisata tersebut. Yang sudah diberikan amanat untuk selalu menjaga, mengelola dengan baik objek wisata Telaga Reumis.
          Terdapat satu nama pemandu wisata yang memang sudah menjadi sesepuh di objek wisata Telaga Reumis, beliau bernama Bapak Halimi. Setiap ada tamu yang berkunjung atau suatu observasi yang mana harus berkeliling dan menanyakan lebih jauh tentang objek wisata Telaga Reumis maka tamu tersebut harus menemui beliau terlebih dahulu untuk meminta izin dan meminta untuk dipandu dan di temani berkeliling, karena terdapat beberapa larangan yang harus dipatuhi.
          Beliau juga menjelaskan tentang bagian-bagian dari beberapa tempat yang ia tunjukan dan jelaskan, tentang awal kemunculan, digunakan untuk apa tempat tersebut dan lain sebagainya. Bapak Halimi juga menjelaskan tentang adab dan menjaga lisan dalam bertutur kata karena kita sebagai tamu harus sopan dalam berbicara, terlebih dalam objek wisata yang memang masih kental akan unsur magis dan juga memiliki nilai history yang cukup mendalam dari para sesepuh yang kemudian di turunkan kepada para penerus yang memang sudah ada darah keturunan dan sudah diberikan kepercayaan oleh para sesepuh yang memberikan keputusan, kepercayaan dan wewenang
         
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar